Judul Lagu Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa Kita
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap tanggal 28 Oktober tepat pada peristiwa Sumpah Pemuda. Tak lengkap rasanya jika memperingati hari Sumpah Pemuda tak mengumandangkan ikrarnya. Seperti lagu ciptaan Liberty Manik yang selalu kita nyanyikan saat perayaan Sumpah Pemuda yaitu Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa Indonesia.
Lagu ini jika kita mendalaminya sangat besar makna yang terkandung di dalamnya. Meskipun wilayah Indonesia terdiri atas beragam pulau, beragam suku, budaya, dan bermacam-macam bahasa tetapi tetap satu jua yakni Indonesia. Dan sebagaimana tersebut dalam slogan "Bhineka Tunggal Ika", berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Satu Nusa, nusa berasal dari bahasa sanskerta yang bermakna pulau. Satu Nusa mengandung makna bahwa meski kita berdiri atas ribuan pulau tetapi kita tetap satu yakni tanah air Indonesia.
Satu Bangsa, mengandung makna bahwa meskipun etnis dan suku berbeda-beda tetapi kita adalah satu yakni Bangsa Indonesia.
Satu Bahasa, mengandung makna bahwa meskipun terdapat ratusan bahasa tetapi bahasa pemersatu kita adalah Bahasa Indonesia.
Terdapat tiga tujuan digelarnya kongres pemuda :
- melahirkan cita-cita semua perkumpulan pemuda-pemudi Indonesia
- membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia
- memperkuat kesadaran kebangsaan dan memperteguh persatuan Indonesia
Sebagai generasi muda Indonesia harus selalu menjaga keutuhan bangsa. Hal ini agar generasi muda sebagai harapan bangsa bisa terus bersatu demi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bung Karno mengatakan bahwa "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".
Lihat Hukum Selengkapnya
From Wikipedia, the free encyclopedia
Single by Liberty Manik (Writer)
Instrument of Satu Nusa Satu Bangsa
Satu Nusa Satu Bangsa (transl. One Native Land, One Nation) is an Indonesian national song created by Liberty Manik, and the song was first played via radio broadcasts in 1947.[1][2]
Satu nusa Satu bangsa Satu bahasa kita
Tanah air Pasti jaya Untuk s'lama-lamanya
Reff : Indonesia pusaka Indonesia tercinta Nusa bangsa Dan Bahasa Kita bela bersama
One Native Land One Nation Our language is one
The Motherland Will be Glorious For Forever and ever
Reff : The Sacred Indonesia The Beloved Indonesia Native land, nation and language We will support it together
"Satu Nusa Satu Bangsa" is performed andante moderato in 44 time.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lagu Satu Nusa Satu Bangsa
Satu Nusa Satu Bangsa adalah lagu nasional Indonesia yang diciptakan oleh Liberty Manik di Semarang. Lagu ini kemudian pertama kali diperdengarkan ke publik melalui siaran Radio Republik Indonesia di Yogyakarta pada tahun 1947.[1]
"Satu Nusa Satu Bangsa" dirilis pada tahun 1947.[2] Dalam menciptakan lagu ini, Liberty Manik terinspirasi dari semangat Sumpah Pemuda dengan merujuk pada tiga inti dari Sumpah Pemuda, yaitu satu nusa (satu tanah air), satu bangsa, dan satu bahasa. Lagu ini berisi ajakan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga dan membela identitas bangsa Indonesia.[3][4]
Chúc mừng bạn đã thêm playlist Satu Nusa Satu Bangsa (Single) thành công
Slawi (28/10). Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928, merupakan cita-cita luhur yang melampaui zamannya. Ada para pemuda yang menyatakan bangkitnya suatu bangsa, jauh sebelum negara berdiri. Sumpah Pemuda menjadi modal dasar penting kemerdekaan Indonesia pada 1945. Mengutip artikel berita https://ldii.or.id, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Singgih Tri Sulistiyono mengatakan bahwa semua masyarakat Indonesia mengetahui jika Sumpah Pemuda adalah wujud dari keinginan untuk membangun dan mengkonstruksi bangsa Indonesia sebelum merdeka. Sumpah Pemuda menghasilkan sumpah setia para pemuda di Indonesia yang berisi tentang semangat persatuan dan rasa cinta terhadap tanah air.
Singgih memaparkan kondisi bangsa Indonesia sebelum Sumpah Pemuda, terfragmentasi ke dalam pelbagai golongan kelompok dan suku bangsa yang memiliki ikatan primordial (paling dasar) terutama berdasarkan kesukuan. Namun, dengan adanya semangat “Bersatu Bangun Bangsa”, yang juga menjadi tema Sumpah Pemuda 2022. Para pemuda kala itu akhirnya bersatu untuk membangun bangsa yang baru.
“Mereka berusaha membentuk suatu bangsa baru yang namanya bangsa Indonesia. Mereka berkeinginan memerdekakan diri dari penjajahan Belanda. Dan memiliki tujuan satu, membangun suatu bangsa bersama menuju masyarakat yang lebih makmur dan bebas dari penjajahan,” ungkapnya.
Dengan kondisi tanpa tanah air, karena masih dijajah Belanda, mereka mendeklarasikan lahirnya bangsa dan negara serta bahasa Indonesia. Tanpa adanya wilayah yang mereka miliki, menjadi modal untuk berjuang, “Sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945, mereka berhasil menjadi sebuah bangsa yang memiliki wilayah teritorial, yang disebut bangsa Indonesia,” tutur Singgih yang juga Ketua salah satu ormas keagamaan terbesar ketiga di Indonesia.
Menurutnya, Sumpah Pemuda 1928 merupakan bentuk kesepakatan atau kontrak sosial akan lahir sebuah negara bangsa. Lalu, proses Indonesianisasi dan bertanah air satu, lahir pada 1945. Selanjutnya Deklarasi Juanda pada 1957 meneguhkan wilayah Indonesia. Namun Singgih menegaskan pula cita-cita Sumpah Pemuda harus terus dirawat, dengan mewujudkan harapan para pendiri bangsa, “Cita-cita Sumpah Pemuda harus diwujudkan dengan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,” ujarnya.
Generasi muda saat ini dan masa mendatang, lanjut Singgih, harus menyadari bahwa Sumpah Pemuda menjadi perjanjian luhur untuk mengatasi berbagai persoalan dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan UUD 1945, “Masa depan Indonesia tergantung dari cara berpikir generasi muda terhadap jiwa dan semangat dari Sumpah Pemuda,” tegasnya.Generasi muda harus berani mengambil sikap dan resiko, untuk mewujudkan Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa Indonesia.
Sumpah Pemuda adalah perekat bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Namun, romansa sejarah yang dirawat dengan baik, akan menghadapi tantangan global. Generasi muda harus menempuh berbagai risiko untuk melanjutkan cita-cita para pendiri bangsa, hingga ratusan tahun ke depan.
Sejarah telah mencatat pada abad 20, terdapat negara-negara yang kuat bubar tidak sampai satu abad, Uni Sovyet bubar dan gagal mewujudkan utopia sosialisme. Di abad 21 negara-negara Barat yang maju sedang diuji demokrasinya, yang mereka anggap bisa membawa kemakmuran. Nyatanya, Amerika Serikat dan Uni Eropa yang demokrasi itu, sedang krisis ekonomi yang mengarah ke krisis sosial.
Ini jadi pengingat bagi kita semua, cita-cita bangsa harus diperjuangkan dengan memenuhi hak-hak sipil, yakni mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera, sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa, dan termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. (tr)
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!