Contoh Iklan Instagram Story
BAGIAN 1 - Elemen Kreatif
Value proposition adalah menjelaskan bagaimana produk kita akan memenuhi kebutuhan dan menjadi solusi atas permasalahan audiens, dengan mengkomunikasikan manfaatnya serta perbedaannya dengan kompetitor lain. Atau setidaknya secara sederhana menuliskan penawaran yang diberikan sehingga audiens bisa menggunakan informasi tersebut untuk mengkonsiderasi pembelian.
BAGIAN 2 - Contoh Facebook Ads
Iklan pertama adalah dari Gojek Indonesia. Elemen yang paling menonjol adalah urgensi. Kata “mumpung” mengarahkan bahwa ini adalah kesempatan untuk pembeli mengambil keuntungan. Iklan ini juga menginformasikan batasan waktu yaitu “sampai akhir tahun..” dan memberikan angka yang spesifik yaitu “1.75%”. Elemen lain adalah emoticon yang dapat ditemukan di bagian headline. Iklan ini juga terlihat profesional karena mengikuti brand guideliness yaitu logo dan jenis font. Meskipun warna iklan tidak dominan hijau, kita tetap mengetahui bahwa ini iklan Gojek, bukan?
Berikutnya adalah kompetitor serupa, yaitu iklan grab. Dalam visual, kita dapat langsung mengidentifikasi berbagai elemen seperti: “gratis”, “CTA”, “wajah”, dan “value proposition”. Penawaran yang diberikan adalah beli dari mana pun, akan mendapat gratis ongkir. Kalimat sejam sampai juga merupakan keuntungan lain yang didapatkan. Di bagian caption juga tertulis angka “promo 40%” yang melengkapi informasi di visual.
Berbeda dengan kedua contoh di atas yang menggunakan grafis, traveloka memilih untuk menggunakan foto asli hotel sebagai visual dan memberikan penjelasan di caption. Namun, foto ini tidak sembarangan karena dapat memunculkan desire agar audiens ingin berlibur di tempat tersebut. Selain itu, ada 2 elemen lain yaitu: emosi dan CTA. Hashtag yang digunakan adalah #bebascemas yang menyentuh salah satu emosi yang banyak dialami audiens pada saat pandemi ini. Setelah merasa aman, audiens lalu diarahkan untuk cari dan pesan hotel sekarang juga sesuai dengan keinginan pengiklan. Namun, akan lebih baik jika tombol CTA juga sesuai dengan teks di caption misalkan “book now” agar iklan lebih kohesif.
Ini adalah contoh dari Kitabisa.com, sebuah platform donasi. Hal pertama yang menarik perhatian adalah wajah yang terpampang di visual. Melalui gambar ini, audiens dapat merasakan emosi sedih atau terharu. Ditambah dengan storytelling yang menggugah tentang kisah dari kedua lansia ini di bagian teks caption. Saat melihat Ads ini, mungkin kamu mendapatkan impresi yang jauh berbeda dengan ketiga contoh di atas. Namun, ini adalah pendekatan yang sesuai untuk target audiens iklan ini ingin berdonasi.
Terakhir dengan contoh yang lebih mengkombinasikan 2 strategi marketing, berikut adalah iklan Yellow Fit yang menampilkan seorang influencer sedang memberikan testimoni produk mereka yakni online catering. Mereka menggunakan strategi kombinasi antara Influencer Marketing dengan Social Media Advertising, di mana pengiklan memposting video review dari influencer tersebut.
Dari contoh di atas, kita bisa melihat bahwa setiap iklan tidak memiliki semua elemen namun memilih yang paling sesuai dengan pesan maupun audiens iklan tersebut. Sebelum membuat iklan, ada baiknya jika kamu membuat buyer’s persona yaitu gambaran karakteristik audiens yang ditargetkan sehingga bisa memperkirakan elemen apa yang akan sesuai dengan kelompok audiens tersebut. Jika kamu tidak memiliki gambaran, cara termudah yang dapat kamu lakukan adalah Amati-Tiru-Modifikasi iklan dari kompetitor. Kamu dapat memeriksanya di Facebook Ad Library.
Namun, perlu diingat bahwa elemen yang berhasil di kompetitor belum tentu berhasil di kasusmu. Cara terbaik untuk mengetahui apa yang terbaik adalah dengan memeriksa performa iklanmu sendiri dan mengukur keberhasilan berdasarkan metrik yang sesuai. Lakukanlah Split A/B Testing secara berkala untuk menguji visual dan teks yang terbaik. Ingat untuk menguji hanya satu elemen setiap waktunya agar dapat mendapatkan hasil yang efektif.
Facebook Ads adalah salah satu bagian dari 8 modul kurikulum full-stack Digital Marketing yang dipelajari di RevoU. Kamu juga akan mempelajari Budgeting, Analytics, Facebook Ads, Search Engine Optimization (SEO), Content Marketing, Social Media Marketing, dan Customer Relationship Management (CRM) dalam program intensif selama 3 bulan. Materi akan diberikan langsung oleh instruktur profesional yang bekerja di startup ternama seperti Tokopedia, GoJek, Bukalapak, Traveloka, dan Grab.
Tertarik untuk mempelajari program ini lebih lanjut?
Kunjungi laman kami di revou.co
Teaching driven individuals the skills they need to accelerate their career in the tech industry ?
© 2018. Diskominfostandi Kota Bogor
Contoh Iklan Feed di Instagram
Bagi Anda yang belum tahu jenis iklan Instagram apa saja, salah satu yang paling populer adalah iklan feeds. Sama seperti namanya, jenis iklan yang satu ini akan muncul pada saat Anda membuka feeds. Secara garis besar, feeds adalah laman yang muncul ketika Anda mengklik ikon bergambar rumah.
Berikut adalah contoh iklan feeds yang muncul di akun Anda!
Pada contoh tersebut, Anda bisa melihat tulisan “sponsored” di bawah username. Itu artinya, brand Sociolla menggunakan fitur Instagram feed ads untuk mempromosikan produk toner milik mereka. Lalu, ada foto produk, dan call-to-action dengan tulisan “Shop now” yang mengarah ke pembelian produk.
Kemudian, ada juga caption iklan di Instagram yang mencakup nama produk, harga, dan juga penawaran menarik berupa diskon dan gratis ongkir.
“Pastikan Anda memberi foto produk yang jelas dan tambahkan link call-to-action untuk membeli produk atau menghubungi Anda. Jangan lupa tulis caption yang menarik, singkat, padat, dan jelas.”
Instagram Video Ads
Next ada Instagram Video (dulunya IGTV) nih.
Iklan Instagram ini bisa unggah video yang lebih panjang, dan langsung muncul langsung di feed pengguna,
Dan ini alasan iklan Instagram ini lebih gampang dapat views.
Format postingannya fullscreen (vertikal) dan (landscape)
Iklan Instagram Video ini bisa menyampaikan pesan dengan singkat, dan efektif.
Seru! Iklan Shopping Instagram ini bisa nempelin produk dan langsung hubungin ke halaman produknya.
Contoh Iklan Instagram Shopping ini cocok buat targetin audiens berdasarkan demografi, minat, dan trend.
Atau, bisa juga retargeting pembeli yang udah pernah lihat produkmu/berkunjung ke situs webmu.
Sudah banyak yang melihat iklan kamu tapi tidak ada yang klik? Mungkin kamu harus memperbaiki kreatif iklanmu! Kekuatan Facebook dan Instagram Ad terletak di visual yang menarik dan didukung dengan caption yang persuasif. Berikut kita akan membahas 12 tips best practice kreatif Facebook Ads.
Sebelum membaca lebih lanjut, kita perlu menyamakan persepsi bahwa Instagram termasuk dalam keluarga Facebook. Dalam set-up iklan pun mereka menggunakan satu platform yang sama yaitu Facebook Ads Manager.
Jadi semua informasi dari artikel ini dapat diaplikasikan di kedua media sosial ini ya. Dan ketika tertulis “Facebook Ads”, itu berarti iklan di Facebook dan Instagram.
Kesuksesan sebuah iklan Facebook dipengaruhi oleh beberapa aspek: goal, target audiens, platform, placement, kreatif, landing page, penawaran yang menarik, tracking, budgeting, dan berbagai aspek lainnya. Berbeda dengan Google Ads yang bersifat pull (audiens mencari topik tersebut dengan menuliskan keyword), Facebook Ads bersifat push yaitu audiens “diberikan” iklan produk yang dipromosikan tanpa adanya pencarian. Facebook for Business menyatakan bahwa ada 7 juta pengiklan aktif di Facebook pada Februari 2019, artinya iklan kamu akan bersaing dengan jutaan visual lain baik dari advertiser maupun user. Setelah membaca artikel ini, kamu akan memahami berbagai elemen dan pendekatan aspek kreatif Facebook Ad yang dapat diaplikasikan agar iklanmu bisa menghasilkan klik dan meningkatkan click-through-rate (CTR).
Contoh Iklan di Instagram: Iklan Feeds dan Iklan Stories
Berikut penjelasan lebih jauhnya!
Instagram Video Ads
Video punya kekuatan extra powerful untuk bercerita tentang brand/ merek dengan lebih mendetail.
Di saat yang sama brand juga bisa meningkatkan keterlibatan audiens secara siginifikan.
Coba deh lihat deh, gimana iklan Video Instagram di atas menggiurkan nggak sih?
Donat dengan topping berwarna warni yang bisa menyajikan pengalaman multi-sensori untuk penggunanya.
Instagram Collection ad itu apa?
Instagram Collection ad adalah iklan yang dibuat dari kumpulan 2-3 gambar +cover/ video
Nah, iklan Collection ini bermanfaat buat nunjukin brand/produk tertentu secara bersamaan.
Menariknya lagi, iklan ini nyambung ke Instant Experiencemu—halaman tujuan bisa eksplor dan belanja langsung.
Fitur ini memperbesar peluang audiens untuk langsung check out dan payment setelah masukkin barang ke keranjang.
Nah, jadi Explore itu tempat pengguna cari konten dan akun baru di luar feed Instagram mereka sendiri.
Jadi, karena iklanmu bakal bersaing sama semua konten di halaman Explore,
Pastikan iklanmu dirancang dengan baik dan ditargetkan ke target audiens spesifik.
Call to Action (CTA)
Selain berupa tombol, tulislah CTA di teks caption maupun visual agar audiens terdorong untuk melakukan aksi berikutnya yang kamu inginkan. Kamu juga dapat lebih bebas berkreasi selain daripada CTA yang disediakan oleh Facebook, misalkan mengarahkan audiens untuk “Follow, Like, Comment” atau menambahkan kata-kata seperti “Ayo” daftar sekarang!
Jika tujuan dari iklanmu adalah penjualan, maka sangat penting untuk memberikan sense of urgency dalam iklan. Urgensi berpengaruh pada salah satu emosi audiens yaitu FOMO (Fear of Missing Out) karena pada umumnya pembeli tidak ingin kehilangan kesempatan yang dianggap menguntungkan bagi mereka. Ada 2 jenis urgensi yang paling umum digunakan: waktu dan kuantitas. Misalkan “sampai 31 Desember 2020”, atau “untuk 100 pengunjung pertama”
Selain urgensi, audiens juga akan tertarik jika ada penawarannya menarik. Tulislah angka harga produk, harga promo, persenan diskon, potongan harga, maupun angka-angka lainnya yang dapat memberikan kejelasan sehingga pembeli merasa tahu keuntungan apa yang akan didapatkan. Jika kamu ingin menurunkan harga, gunakanlah sistem “angka dicoret” karena secara psikologis harga pembeli perlu memiliki angka pembanding untuk menilai keuntungan yang didapatkan.
Ingin audiens kamu lebih tertarik lagi? Sertakan kata “gratis”. Pada intinya, perilaku pembeli online adalah ingin menghindar dari kerugian dan mengejar keuntungan. Kata “gratis” berarti tidak ada resiko. Pembeli juga merasa untung karena tidak perlu membayar sesuatu yang seharusnya dibayarkan.
Facebook dan Instagram adalah platform visual. Iklan yang terlihat profesional akan berpotensi untuk lebih dipercaya oleh calon pembeli. Caranya adalah dengan menunjukkan konsisten melalui pengaplikasian brand guidelines seperti logo, palet warna, font tulisan, dan lain sebagainya.
Salah satu kelemahan dari teks adalah pembaca sulit membayangkan intonasi “suara” dan pembawaan dari sang penulis. Emoticon adalah representasi perasaaan melalui gambar yang saat ini berperan penting dalam komunikasi virtual, bahkan di situasi profesional sekalipun (buffer). Menggunakan emoticon yang tepat dapat memberikan kesan yang ramah namun profesional.
Salah satu persepsi umum dalam marketing adalah pembeli akan membeli suatu produk berdasarkan hanya logikanya. Konsep ini akan menggiring pengiklan untuk membuat iklan yang hanya menampilkan fitur. Pendekatan ini tidak salah, namun perlu diingat faktor emosi juga berperan penting dalam meninggalkan kesan bagi audiens-- baik melalui teks maupun visual. Apakah kamu pernah menonton iklan Thailand yang mengharukan namun justru itu menjadi viral? Banyak orang tertarik pada iklan tersebut karena merasakan emosi sedih. Selain itu ada juga emosi bahagia, nostalgia yang bersifat positif ataupun ketakutan/kekhawatiran yang cukup sering digunakan saat pandemi ini.
Berbicara tentang emosi, salah satu bentuk penyampaian yang paling mudah dimengeri oleh audiens adalah melalui wajah. Emosi positif yang dimunculkan gambar muka tersenyum dan bahagia mempengaruhi audiens untuk merasa terkoneksi, sehingga dapat berdampak baik dalam pemrosesan informasi dan pengambilan keputusan sang konsumen. Namun ini tetap harus disesuaikan dengan branding. Di dunia fashion misalkan wajah model biasanya lebih datar, atau untuk iklan berdonasi wajah yang ditampilkan adalah bersedih untuk menggugah persaan audiens.
Jika kamu memiliki testimoni pelanggan, ini dapat menjadi salah satu materi menarik untuk ads kreatifmu. Review dari pelanggan adalah salah satu aspek yang menjadi kunci kepercayaan audiens terhadap suatu brand, karena testimoni yang diberikan merupakan bukti nyata dan bahkan bisa menjadi inspirasi agar audiens ingin merasakan manfaat yang sama.
Bukan hanya faktor emosi yang penting, namun bagaimana audiens mengalami emosi tersebut dan salah satu cara terbaik adalah dengan storytelling atau bercerita. Pendekatan yang paling sederhana adalah seri 3 babak : set-up, konfrontasi, resolusi. Di babak pertama, perkenalkanlah setting dan karakter cerita. Lalu di babak kedua, hadirkanlah masalah yang dihadapi karakter dan bangun ketegangan. Dan di babak terakhir, sampaikan puncak cerita bagaimana karakter menyelesaikan masalahnya (dengan produk atau jasa anda).
Pilihlah jenis visual yang paling sesuai: desain grafis atau foto/video asli. Salah satu tools yang paling mudah untuk membuat visual grafis adalah canva. Bahkan, mereka sudah memiliki template untuk Facebook Ads yang ideal. Untuk visual foto/video, usahakan agar kamu menggunakan aset sendiri agar visualmu bisa berbeda dengan kompetitor. Jika kamu tidak memilikinya namun tetap merasa foto riil adalah yang paling sesuai, kamu bisa menggunakan stock footage yang dapat diakses gratis dengan tools seperti freepik maupun unsplash (dengan konsekuensi iklanmu bisa serupa dengan yang lain). Jika kamu ingin menggunakan media video, kombinasikan dengan musik yang sesuai untuk menangkap perhatian audiens dengan memaksimalkan indera penglihatan dan pendengaran.
Bagian dari Kreatif Facebook Ads
Sebelum belajar tips dan trik, ada baiknya kita mengenal setiap bagian dalam kreatif Facebook Ads. Seperti bisa dilihat pada gambar di bawah ini, ada 3 bagian utama dan 3 bagian opsional dalam sebuah iklan yaitu:
Media - Sebuah studi menyatakan bahwa “Visual diproses 60.000 kali lebih cepat daripada teks”. Ini adalah faktor pertama yang akan menangkap perhatian audiens. Pada umumnya ada 4 varian yang paling sering digunakan:
Pada setiap post, single image/video terdiri dari satu media sedangkan carousel terdiri dari 2-10 media. Untuk collection, kamu harus memiliki katalog Facebook/Instagram yang nanti dapat dihubungkan dengan iklan. Dimensi yang ideal untuk media visual ini adalah:
Primary Text (125 karakter) adalah bagian untuk menuliskan teks caption. Jika sudah tertarik dengan visual, maka audiens akan berpindah membaca caption dengan harapan mendapatkan penjelasan lebih jelas tentang penawaran yang diberikan. Kita akan membahas lebih lanjut terkait hal yang bisa dituliskan di caption pada bagian berikutnya.
Call to Action (CTA) adalah tombol kecil di bagian bawah iklan yang memberi tahu audiens apa yang harus dilakukan selanjutnya. Facebook menyediakan berbagai pilihan seperti Sign Up, Shop Now, Call Us, Download, Donate Now, dan banyak lagi.
Selain itu, ada 3 bagian opsional lain yaitu Headline, Description, dan Display Link. Headline (40 karakter) pada dasarnya adalah judul iklan, deskripsi (30 karakter) adalah penjelasan tambahan dengan ukuran teks yang lebih kecil, dan display link adalah teks link yang ingin ditampilkan agar terlihat meyakinkan.
Contoh Iklan Story di Instagram
Selain di feeds, Anda juga bisa memasang iklan di story. Misalnya seperti contoh berikut ini!
Perbedaan di antara iklan feeds dan story ada pada penempatannya. Instagram story bisa Anda lihat di bagian paling atas feeds.
Namun, komponen yang ada di iklan feeds dan stories memang tidak jauh berbeda. Ada foto produk dan juga call-to action. Hanya saja, untuk caption, tidak ada ruang khusus di stories. Itu kenapa Anda perlu untuk menulis caption di foto.
Itulah beberapa contoh iklan di Instagram. Hanya saja, agar performa iklan lebih baik, memakai jasa iklan Instagram dapat Anda jadikan pilihan alternatif. Misalnya di Threesixty, di mana Anda bisa menemukan layanan iklan tertarget. Dengan begitu, iklan Anda akan sampai ke audience yang tepat.
Best Practice Kreatif Facebook Ads
Di bagian pertama, kita akan membahas tentang elemen-elemen yang dapat menjadi faktor keberhasilan iklan di Facebook maupun Instagram. Setelah itu, kita akan membedah beberapa contoh Facebook Ad dari beberapa pengiklan di Indonesia.